Instruksi bergambar ini adalah cara mengganti kampas rem roda depan. Pada kendaraan roda empat, kampas rem (brake pad) roda depan lebih cepat habis daripada roda belakang. Karena pada saat pengereman, roda depan lebih banyak menyerap energi kinetik dalam mengurangi kecepatan kendaraan. Juga karena roda depan menggunakan rem cakram (disc brake) yang mempunyai kampas rem yang lebih kecil dari pada rem tromol (drum brake).
Kelebihan rem cakram adalah lebih cepat kering jika basah terkena air dari pada rem tromol. Pada rem cakram lapisan air akan terlempar karena gaya sentrifugal saat roda berputar, sehingga semakin cepat laju kendaraan semakin cepat pula rem mengering dan berfungsi normal kembali. Rem cakram dapat didesain dengan sudu-sudu fan pada bagian tengahnya yang berfungsi mengalirkan udara pendingin, sehingga rem cakram lebih cepat dingin daripada rem tromol.
Gambar dibawah memperlihat rem cakram yang baru dicuci dengan air sebelum diganti kampasnya.
Pada rem tromol, karena bentuk tromol tersebut maka air cenderung mengumpul pada bagian dalam tromol sehingga sulit mengering. Untuk mengeringkan tromol rem yang basah, misal sehabis melewati jalan banjir, maka injak rem setengah atau rem tangan ditarik setengah sambil menjalankan kendaraan, air pada tromol akan menguap karena panas gesekan kampas rem dengan tromol. Rem tromol mempunyai kampas rem yang jauh lebih besar sehingga lebih pakem, walau dengan gaya tekan rem yang lebih kecil, karena itulah piston pada rem tromol jauh lebih kecil daripada piston rem cakram. Kampas rem tromol (sepatu rem, brake shoe, brake lining) jauh lebih awet dari kampas rem cakram.
Karena pertimbangan diatas itulah saat ini didesain kendaraan dengan rem tromol dibagian belakang, rem tromol bekerja baik walau dengan gaya tekan rendah sehingga cocok sebagai rem parkir. Rem tromol umumnya berharga lebih murah dari rem cakram, sehingga harga kendaraan akan lebih terjangkau. Sedangkan rem cakram ditempatkan di roda depan agar selalu pakem walaupun baru saja terkena air.
Kampas rem depan diganti apabila ketebalannya sudah menipis dibawah 3 mm atau 1/8 inchi. Pada beberapa kendaraan, kampas rem mempunyai pelat yang jika menyentuh dan bergesekan dengan cakram akan menimbulkan bunyi seperti ada plat bergesek saat kendaraan berjalan. Bunyi inilah digunakan sebagai peringatan untuk segera mengganti kampas rem.
Pada kendaraan yang diambil fotonya disini, penggantian kampas rem dilakukan pada 70.150 km, atau sekitar 44.000 mile, kampas rem belum pernah diganti sejak kendaraan ini masih baru. Pemakaian kampas rem bergantung kondisi operasional.
Ketebalan kampas rem juga dapat diintip dari celah-celah roda (wheel spokes), sebagaimana gambar dibawah panah kuning menunjukkan kampas rem yang sudah aus.
Gambar dibawah memperlihatkan kampas rem yang sudah aus disebelah kiri, dan kampas rem yang masih baru di sebelah kanan. Jika masih baru ketebalan kampas sekitar 10 mm atau 3/8 inchi. Pelat yang terpasang pada kedua kampas rem (di foto di bagian atas) adalah pelat indikator yang akan berbunyi jika menyentuh dan bergesekan dengan cakram untuk menandakan kampas rem sudah harus diganti. Kampas yang mempunyai pelat indikator adalah kampas untuk posisi bagian dalam atau kampas yang langsung ditekan piston.
Kadang terjadi keausan yang tidak sama pada kampas rem, hal ini bisa terjadi karena adanya kotoran yang membuat mekanisme kaliper macet. Sehingga salah satu kampas selalu tertekan dan menggesek cakram.
Berikut ini adalah prosedur untuk mengganti kampas rem roda depan yang diterapkan pada Honda City i-DSI. Tapi dengan sedikit penyesuaian, bisa diterapkan pada kendaraan lain.
Parkirkan kendaraan, ganjal roda untuk membantu rem parkir. Dongkrak roda depan yang akan diganti kampas remnya. Pastikan keamanannya, sebaiknya menambahkan jackstand karena dongkrak bisa rubuh. Bisa juga dengan masukkan atau roda yang sudah dilepas kebawah kendaraan agar jika dongkrak rubuh maka roda akan menahan kendaraan agar tidak rubuh, lihat gambar di bawah ditempat kayu diatas roda dibawah body kendaraan untuk membantu dongkrak.
Sesudah roda terlepas, check jika ada kebocoran minyak rem, ditandai dengan adanya komponen yang basah oleh tetesan minyak rem. Jika ada kebocoran pada seal piston maka akan terlihat lembab atau basah di sekitar rumah piston, karena tetesan minyak rem jatuh ke bawah maka akan terlihat basah di bagian bawah rumah piston. Kebocoran juga bisa terjadi pada nipel, dan sambungan saluran rem, periksa apakah ada bagian yang basah pada komponen-komponen tersebut.
Kebocoran minyak rem juga dapat terjadi pada master cylinder atau silinder pedal.
Bersihkan spakbor dan semua komponen roda termasuk suspensi dan steering dengan semprotan air agar memudahkan pekerjaan.
Gambar paling atas menunjukkan rem cakram yang baru saja dibersihkan dengan air, terlihat beberapa bagian masih basah. Rem cakram bekerja dengan menekan atau menjepit kampas di kedua sisi cakram. Kampas selalu menyentuh permukaan cakram, saat pengereman maka piston akan menekan kedua kampas menjepit sisi kiri dan sisi kanan cakram. Jadi pada rem cakram, kampas rem nyaris tidak bergerak, hanya tekanan jepitannya saja yang dinaikkan disaat pengereman.
Sedangkan pada rem tromol, sepatu rem tidak selalu menyentuh tromol. Saat pengereman, piston mendorong sepatu rem untuk bergerak keluar dan menyentuh sisi dalam tromol, lalu tekanan piston pada sepatu rem akan menentukan kekuatan pengereman. Jika sepatu rem tromol selalu menyentuh permukaan di dalam tromol, maka rem akan menjadi panas dan macet. Itulah sebabnya rem tromol memerlukan penyetelan.
Sesudah roda dilepas, dari lubang yang ada dibagian penjepit rem (caliper) dapat terlihat kampas rem yang sudah tipis sebagaimana foto dibawah yang ditunjuk panah kuning, ketebalan kampas dapat diukur melalui lubang ini untuk memastikan penggantian.
Dengan menggunakan obeng atau alat mengungkit, ungkit caliper agar piston masuk sehingga kampas rem tidak lagi terjepit. Pengungkit dimasukkan melalui lubang caliper hingga ke dalam fan dari cakram, lalu ungkit ke kiri atau ke kanan (tergantung posisi roda) agar caliper bergerak dan kampas rem tidak terjepit lagi atau terbebas. Pada gambar di bawah panah kuning menunjukkan posisi tempat pengungkit dimasukkan.
Tidak perlu membuka katup buang angin (bleeding valve) tapi pastikan tidak ada minyak rem yang tumpah dari reservoir, karena minyak rem akan kembali ke reservoir. Gambar dibawah menunjukkan reservoir rem di sebelah kiri, sedangkan di sebelah kanan adalah reservoir kopling. Jika ada minyak rem tumpah, segera siram dengan air agar tidak merusak cat.
Jika caliper sudah bergerak, maka pengungkit dapat dimasukkan ke celah diantara kampas rem dan cakram sehingga piston benar-benar masuk. Gambar dibawah menunjukan pengungkit berupa gagang dongkrak. Piston harus benar-benar masuk untuk memberi ruang bagi kampas baru yang lebih tebal. Hati-hati saat mengungkit jangan sampai merusakkan karet abu piston. Selalu pastikan tidak ada minyak rem tumpah dari reservoir.
Pada gambar dibawah terlihat dengan panah kuning dua buah baut caliper, satu diatas dan satu dibawah.
Kendorkan dua buah baut yang mengikat caliper rem. Gunakan kunci ring 12 mm untuk mengendurkan baut, dan kunci pas 19 mm untuk menahan mur agar tidak ikut terputar. Gambar berikut memperlihat kan saat baut caliper dikendurkan, perhatikan cara menggunakan kunci ring dan kunci pas.
Setelah caliper terlepas, ungkit kedua kampas rem dengan obeng. Gambar dibawah menunjukkan saat kampas rem bagian luar diungkit dengan obeng.
Di bawah ini terlihat caliper sudah terlepas, kedua kampas rem juga sudah dilepas. Terlihat juga kedua baut pengikat caliper dipasang kembali agar tidak hilang, ditunjuk oleh dua panah kuning. Sedangkan panah biru menunjukkan bleeding valve yang sama sekali tidak dibuka atau dikendorkan. Pastikan lagi tidak ada tanda-tanda kebocoran minyak rem, yaitu adanya komponen di caliper yang basah oleh lelehan minyak rem. Biasanya kebocoran terjadi pada piston caliper, nipel, dan sambungan saluran minyak rem.
Bersihkan semua komponen rem dengan air. Periksa semua karet abu jangan ada yang sobek. Karet abu yang sobek dapat mengakibatkan kotoran terkumpul dan menyebabkan rem macet yang dapat memboroskan bahan bakar, pada kecepatan tinggi bisa terlalu panas hingga cakram berpijar dan mengeluarkan asap. Kotoran bisa juga menyebabkan rem jadi sulit dioperasikan alias tidak pakem karena piston tidak bisa menjepit cakram. Jika kotoran masuk ke silinder piston, maka dapat merusak karet piston (seal) hingga bocor dan rem jadi blong. Periksa selang rem dan pastikan tidak terbelit atau ada rembesan, rem bisa blong jika selang bocor karena tidak ada tekanan hidrolik. Jangan biarkan caliper tergantung pada selangnya, jika perlu ikat caliper dengan tali pada suspensi.
Periksa dan bersihkan pelat-pelat pelapis kampas (anti squeal shims), pelat ini berguna mencegah suara berdecit saat rem digunakan. Pelat-pelat ini sering terlupakan saat pemasangan. Di gambar bawah tampak ada 3 buah pelat, paling kiri terpasang pada kampas luar, kedua pelat disebelah kanan terpasang pada kampas bagian dalam atau kampas bagian piston, masih tampak bekas tekanan piston pada pelat paling kanan.
Pasang kampas rem yang baru berikut shim, tampak di foto di bawah kampas bagian luar sudah terpasang dengan shimnya, demikian juga kampas bagian dalam. Untuk kampas bagian dalam atau bagian piston kadang agak sulit dipasang karena posisinya yang sulit dilihat. Jadi pasang kampas bagian dalam terlebih dulu, karena klip penahan kampas akan lebih menguncup pada posisi kampas dalam, jika kampas luar terpasang duluan.
Tampak dibawah posisi pelat indikator rem (panah kuning) dari kampas bagian piston diposisikan diatas.
Pasang kembali caliper dan kencangkan kedua bautnya, dengan urutan kebalikan urutan pembongkaran. Selalu ganti kampas rem untuk roda kiri dan roda kanan bersamaan agar pengereman seimbang dan kendaraan tidak tertarik ke kiri ataupun ke kanan saat direm. Jangan lupa saat mengencangkan mur atau baut roda harus selalu bersilangan. Uji kinerja rem dengan menjalankan dan mengerem mendadak, agar kendaraan dapat dipastikan untuk digunakan dengan aman.
Prosedur pembuangan angin (air bleeding) dari sistem hidrolik rem dibahas di artikel Cara Praktis Buang Angin Rem Oleh Satu Mekanik untuk rem belakang.
Sedangkan untuk rem depan dijelaskan di artikel: Buang Angin Rem Depan Oleh Satu Orang Mekanik.
Jika ada gelembung udara di dalam hidrolik rem maka akan terasa seperti menginjak busa atau balon saat pedal rem diinjak, dan gerakan pedal jauh lebih panjang dari normal. Normal gerakan pedal adalah antara 1-2 cm atau 1/2 - 1 inchi. Karena katup buang angin tidak pernah dibuka pada prosedur diatas, dan tidak ada penggantian seal, ataupun perbaikan lainnya pada system hidrolik, maka tidak ada jalan bagi udara untuk masuk ke dalam sistem hidrolik. Jadi kendaraan sudah cukup aman untuk dikendarai.
Menimbang bahwa minyak rem juga berfungsi untuk membersihkan sistem hidrolik, minyak rem dapat menyerap embun atau air, kemungkinan adanya udara yang meresap ke dalam sistem hidrolik, kotoran seperti sisa karet seal piston dan karat di dalam sistem, maka sebaiknya minyak rem harus dikuras secara periodik. Biasanya minyak rem dikuras setiap 2 tahun sekali, harap meer ke service manual kendaraan anda.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.